LPKAPNEWS.COM, YOGYAKARTA – Ketua
Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir memberikan wejangan dalam
agenda milad Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang yang ke-46 pada Ahad
(15/6).
Selaras dengan salah
satu caturdarma Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTMA), yakni riset atau
penelitian, diharapkan UM Palembang dapat menjadi universitas yang mampu
mengembangkan riset secara unggul. Tidak lepas dari itu, aspek-aspek penting
dalam caturdarma PTMA dapat terlaksana dengan baik, terutama perihal Al-Islam
Kemuhammadiyahan.
Di samping pengamalan
caturdarma yang dinilai berkualitas, UM Palembang juga terus menjadi kebanggaan
Muhammadiyah dalam mencapai kemajuan yang lebih luas, tinggi, dan unggul.
Haedar menekankan, melalui semangat keunggulan, UM Palembang harus selalu berada
di depan, menjadi yang terbaik, sekaligus menjadi role model, baik di Sumatera Selatan maupun level nasional
hingga global.
“Tantangan kita besar
sekarang ini dalam kehidupan perguruan tinggi, Persaingan juga luas, maka
diperlukan kekuatan yang makin dinamis dan progresif. Tetapi tidak kalah
pentingnya, dasar-dasar keagamaan dan Al-Islam Kemuhammadiyahan yang selalu
menjadi nilai utama yang menjadikan shibghoh dalam ekosistem UM Palembang. Maka, para
pimpinan universitas ini bukan hanya mengandalkan pada kemampuan-kemampuan yang
bersifat profressional atau teknokratis, tetapi jg kekuatan ideologis,” papar
Haedar.
Lebih lanjut, Haedar
juga menegaskan pesan-pesan yang perlu dicatat bagi UM Palembang. Ia berharap,
baik di lingkup persyarikatan maupun di internal UM Palembang,
pimpinan-pimpinan, tenaga pendidik, dan seluruh lapisan UM Palembang untuk
selalu jaga kekompakan, keutuhan, dan sistem yang telah terbangun.
Seperti yang
diketahui, Dinamika UM Palembang menjadi kampus yang besar dari fase ke fase,
pergantian pimpinan ke pimpinan selanjutnya tidaklah mudah. Banyak kekurangan
yang harus diperbaiki dan kelemahan-kelemahan yang perlu di-recovery agar menjadi peluang untuk terus maju.
Dengan begitu, perlu adanya pengembangan kepemimpinan yang selalu lekat dengan
persyarikatan, akan tetapi juga bersifat transformasional, yakni kepemimpinan
yang terus membawa perubahan.
“Kekuatan (UM
Palembang) yang ada di dalam harus menjadi modal utama (dalam bertransformasi).
Dan Kami percaya bahwa kampus ini adalah kampus pengabdian, bukan kampus untuk
mencari segala kepentingan yang bersifat individual.” tegas Haedar.
Atas jerih payah
rektor, wakil rektor, dan seluruh jajarannya yang telah membawa UM Palembang
berkemajuan dengan bertumpu kekuatan Al-Islam Kemuhammadiyahan dari
kepemimpinan sebelum-sebelumnya, Haedar memberikan apresiasi sedalam-dalamnya.
Terkahir, Haedar
berharap pada Milad ke-46 ini, UM Palembang ke depannya menjadi semakin unggul
berkemajuan dalam kekuatan Al-Islam Kemuhammadiyahan, akademik, riset, dan
pengabdian pada masyarakat. Dengan demikian UM Palembang dapat menjadi
universitas yang berperan secara signifikan dalam kehidupan keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan alam semesta. (M or id)