LPKAPNEWS, JAKARTA – Sebagai negara dengan keragaman yang begitu
kompleks, pandangan keagamaan yang tengahan atau wasathiyah diperlukan untuk
menjaga harmoni dan toleransi antar umat beragama.
Pesan itu disampaikan
oleh Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,
pada (30/6) dalam acara yang diselenggarakan oleh BNPT.
Muchamad Arifin
mengajak, khsusunya ke seluruh umat Islam untuk mengedepankan nilai-nilai
toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di tengah
keberagaman Indonesia yang majemuk.
Hal tersebut
disampaikan Arifin dalam sebuah pidato di hadapan para peserta kegiatan yang
dihadiri oleh eks Jamaah Islamiyah dan pejabat negara.
Ia menegaskan
pentingnya membangun hubungan antarumat manusia dengan semangat saling
mengenal, menghargai, dan menghormati tanpa harus saling mengikuti keyakinan.
“Dalam hidup di tengah
keberagaman, kita harus saling mengenal, saling menghargai, saling menghormati,
namun tidak saling mengikuti,” ujarnya sambil mengutip Surat Al-Hujurat ayat 13
sebagai landasan penting.
Arifin juga menegaskan
bahwa semangat toleransi merupakan prinsip Al-Qur’an, seperti dalam firman
Allah: “Lakum diinukum wa liya diin” (Untukmu agamamu dan untukku agamaku) –
QS. Al-Kafirun: 6. Ayat ini menjadi dasar penghormatan terhadap perbedaan keyakinan
dan menolak paksaan dalam beragama sebagai bagian dari moderasi beragama.
Menurutnya, konsep
Islam wasathiyah atau Islam moderat adalah solusi terbaik dalam mengamalkan
ajaran Islam di tengah kemajemukan Indonesia.
Prinsip ini menolak
ekstremisme dan kekerasan, serta mengedepankan keseimbangan dan keadilan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Arifin juga
mengingatkan peran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang berkontribusi
besar dalam pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia menegaskan
komitmen Muhammadiyah untuk terus merawat persatuan bangsa dan mengajak para
eks Jamaah Islamiyah bersama-sama menjaga keutuhan negara.
“Muhammadiyah terus
berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui Lembaga Dakwah
Komunitas (LDK), kami mengirim para dai ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan
terluar) untuk mendorong kemajuan dan mengejar ketertinggalan pembangunan,” pungkasnya.,
(Sumber Muhammadiyah Or Id)