LPKAPNEWS, YOGYAKARTA – Meski pemerintah terus
mendorong lahirnya pelaku usaha di bidang industri kreatif. Namun faktanya
hingga hari ini sektor pertanian masih menjadi tulang punggung kehidupan jutaan
keluarga di Indonesia.
Berdasarkan Sensus Pertanian 2023, tercatat sebanyak
25.122.642 Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) menggantungkan hidup dari tanah,
ternak, dan alam. Angka ini mencerminkan peran vital sektor pertanian dalam
menjaga ketahanan pangan nasional.
Namun, di sisi lain masih banyak tantangan yang belum
terjawab: ketergantungan impor, alih fungsi lahan, kesenjangan akses teknologi,
hingga minimnya regenerasi petani muda.
Menjawab tantangan tersebut, Majelis Pemberdayaan
Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan menggelar Jambore
Nasional Jamaah Tani (JATAM) I, sebuah pertemuan besar para pelaku, penggerak,
dan pemerhati dunia pertanian dari berbagai daerah.
“Kegiatan ini akan diselenggarakan pada 19–21 September
2025 di Kebumen, Jawa Tengah, dengan mengusung tema “Daulat Pangan untuk
Indonesia Berkemakmuran,” kata Muhammad Nurul Yamin, Ketua MPM PP Muhammadiyah
ketika diminta keterangan tertulis pada Jum’at (8/8).
Pemilihan Kebumen sebagai tuan rumah bukan sekadar
penempatan lokasi. Kabupaten ini memiliki jejak agraris yang kuat, tanah yang
subur, serta masyarakat yang masih menjadikan pertanian sebagai identitas dan
sumber penghidupan utama.
Selain itu, Kebumen juga menjadi contoh bagaimana
kearifan lokal dan semangat kolektif bisa menjadi kekuatan dalam mengelola
sumber daya secara berkelanjutan.
Selama tiga hari, JATAM 1 akan menjadi ruang terbuka
untuk bertukar gagasan, membangun jejaring, dan menguatkan semangat kolaborasi
antar pelaku pertanian.
Acara ini akan diisi dengan berbagai agenda seperti
sarasehan, diskusi panel, pelatihan teknik pertanian berkelanjutan, kemah
tematik, hingga pameran produk hasil tani lokal.
Tidak hanya berfokus pada teori, peserta juga diajak
untuk menyaksikan langsung praktik-praktik pemberdayaan masyarakat tani yang
tumbuh dari bawah.
Yang membuat JATAM 1 istimewa adalah posisinya sebagai
ajang konsolidasi gerakan rakyat yang nyata. Muhammadiyah, melalui MPM,
mengambil peran sebagai fasilitator dan penguat jaringan — bukan sebagai
penentu tunggal arah.
Karena kedaulatan pangan sejatinya hanya dapat dicapai
melalui gerakan bersama, yang melibatkan petani sebagai aktor utama, bukan
sekadar objek kebijakan.
Kegiatan ini terbuka untuk siapa saja yang peduli
terhadap masa depan pertanian di Indonesia: petani muda, komunitas lokal,
mahasiswa, aktivis lingkungan, akademisi, maupun masyarakat umum. Pendaftaran
peserta dapat dilakukan secara daring melalui tautan berikut
https://s.id/JAMNAS1JATAM
Dari Kebumen, suara-suara petani akan disatukan. Bukan
hanya untuk saling menguatkan, tetapi juga untuk menyusun masa depan pangan
yang lebih adil, mandiri, dan bermartabat.
Sumber, Muhammadiyah Or Id