LPKAPNEWS.COM, MEDAN - Konsulat Amerika Serikat di Medan gelar workshop Cyber Security di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dengan tema “Critical Infrastructure Security and Resilience for Regional Stability”, yang berlangsung pada Kamis (15/5) hybrid di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMSU Jalan Muchtar Basri No.3 Medan.

Workshop ini menghadirkan narasumber Profesor Ilmu Komputer dan Teknik Listrik dari Marshall University Institute Cyber Security  Dr. Paulus Wahjudi, P.hD. Dihadiri Wakil Rektor III Assoc. Prof. Dr. Rudianto, M.Si, Pejabat Utama Konsulat AS di Medan, Bernard Uad, serta peserta mahasiswa dari Kelas Internasional dan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FIKTI).

Pada sambutannya, Konsulat Amerika Serikat di Medan, Bernard Uad menyampaikan terima kasih atas kolaborasi dengan UMSU atas terselenggaranya kegiatan ini. Dia mengatakan bahwa perkembangan teknologi digital telah mengubah cara manusia hidup, bekerja, dan berinteraksi. Namun, kemajuan ini juga membawa risiko serius terhadap keamanan informasi dan sistem kritikal.

“Dengan kemajuan teknologi, kita juga menyaksikan meningkatnya ancaman siber mulai dari pelanggaran data, ransomware, hingga serangan yang disponsori negara. Dunia saat ini menghadapi tingkat ancaman siber yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkapnya.

Dia menekankan bahwa kegiatan seperti workshop ini penting untuk membangun kesadaran dan kapasitas dalam menghadapi ancaman tersebut secara kolektif dan lintas wilayah.

Kemudian, sesi pemaparan Dr. Paulus Wahjudi, menyampaikan materi mendalam mengenai bagaimana keamanan infrastruktur kritis sangat penting dalam menjaga stabilitas regional. Dia menjelaskan bahwa berbagai sektor kini saling terhubung, mulai dari layanan logistik, transportasi, layanan keuangan, hingga e-commerce yang semuanya bergantung pada infrastruktur digital.

===== MASUKAN KODE IKLAN DISINI =====

“Banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa gangguan kecil dalam sistem cloud atau distribusi digital dapat menimbulkan efek domino yang besar. Misalnya, jika layanan seperti Gojek atau platform e-commerce seperti Lazada terganggu akibat serangan, aktivitas ekonomi masyarakat bisa langsung terdampak,” jelasnya.

Dr. Paulus juga menyinggung beberapa kasus nyata, termasuk insiden besar pada tahun 2024 yang menyebabkan salah satu penyedia layanan cloud terbesar di dunia mengalami gangguan akibat serangan terkoordinasi yang menyasar server mereka.

Menurutnya, penting untuk memahami bahwa serangan siber tidak bersifat satu dimensi. Dia menjelaskan bahwa ada berbagai kategori serangan yang sering kali menyerang secara bersamaan, menyulitkan deteksi dan penanganan. Oleh karena itu, pendekatan strategis dan sinergis diperlukan antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta.

Sebelumnya, Wakil Rektor III UMSU, Assoc. Prof. Dr. Rudianto, M.Si, menekankan pentingnya kerja sama lintas negara dalam mengembangkan kesadaran dan kapasitas menghadapi ancaman siber yang kian kompleks.

“Ini suatu kehormatan bagi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara untuk menjadi tuan rumah dalam acara penting ini. Kemitraan ini mencerminkan keyakinan bersama akan kekuatan pendidikan, dialog, dan kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global,” ujarnya.

WR III juga menyampaikan apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari Konsulat Amerika Serikat, yang selama ini telah mendukung berbagai program pertukaran akademik dan kegiatan edukatif di UMSU. Ia berharap kegiatan ini akan memperluas wawasan mahasiswa serta mempererat hubungan kelembagaan antara kedua institusi.

Workshop ini tidak hanya menjadi ajang diskusi ilmiah, tetapi juga forum strategis untuk mempererat jaringan antara akademisi, profesional keamanan siber, dan pemangku kepentingan lintas sektor. Para peserta mendapatkan wawasan baru mengenai pentingnya sistem pertahanan digital yang kokoh untuk menjaga kestabilan sosial dan ekonomi.

Melalui kegiatan ini, UMSU dan Konsulat Amerika Serikat menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan kapasitas keamanan siber di Indonesia, khususnya di kalangan mahasiswa dan institusi pendidikan tinggi. (Syaifulh)