TANJUNG PINANG, LPKAPNEWS - Terkait polemik menunjukkan Panglima Hulubalang Kepri, di tengah arus kristik dan desakan dari berbagai pihak, Pemuda pulau-pulau meminta mendesak segera mengambil langkah kebijakan demi menjaga wibawa adat Melayu sehingga dapat mempersatukan seluruh organisasi yang berbasis Melayu, hal ini dianggap penting bagian dari proses pengawalan agar mekanisme pemilihan Panglima Hulubalang Kepri berjalan secara terbuka jujur sesuai dengan tata adat.
Dikarenakan LAM adalah rumah besar bagi Masyarakat melayu sehingga sangat penting memastikan setiap keputusan secara Musyawarah dan Mufakat, hal ini jelas meminta peninjauan ulang kembali ditunjuknya Panglima Hulubalang LAM KEPRI "Endi Mauladi", menciptakan arus protes dan kritik dari berbagai elemen Masyarakat Ormas Melayu, agar seluruh pengurus LAM KEPRI ambil sikap tegas terhadap yang menjadi polemik di Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk hal pemilihan yang hanya menunjuk seseorang tanpa mengajak Musyawarah unsur Hulubalang LAM Kabupaten dan Kota Se-Kepri serta melibatkan Organisasi - Organisasi Pemuda yang bernuansa Melayu di karena jabatan Panglima Besar Hulubalang LAM KEPRI tegas strategi menjadi dan menjunjung tinggi martabat serta Marwah adat Melayu sehingga kami Pemuda Pulau - Pulau yang ada di Kota dan Kabupaten Provinsi Kepulauan Riau meminta Ketua LAM KEPRI, H. Raja Al Hafidz untuk membuka forum dialog dan melakukan pemilihan ulang Panglima Besar Hulubalang LAM KEPRI dengan mengundang LAM Kota/Kabupaten dan semua Organisasi yang bernuansa Melayu ini lebih membicarakan bagaimana cara kita memperkuat persatuan Melayu, tegas Joko link Ketua Pemuda Pulau - Pulau.
Masih lebih lanjut, ya juga menambahkan transparasi dan pemilihan Panglima Besar sangat penting untuk menghindar kesalahpahaman juga menjaga solidaritas internal dalam serta memperkuat posisi Lembaga Adat Sosial Politik di Provinsi Kepulauan Riau, jadi lebih jelas tugas LAM KEPRI selaku rumah besar bagi kita Masyarakat Melayu lakukan mufakat untuk pemilihan ulang menjadi kehormatan lembaga lugasnya.
Sumber, Mardy