LPKAPNEWS, TANJUNG PINANG - GAMNR menanggapi, "Penyengat haritage potensi memalukan di negeri warisan budaya, mengapa demikian, jelas ya Pulau penyengat adalah jantung peradaban Melayu tempat lahirnya gurindam 12 Raja Ali Haji manuskrip kuno, tradisi lisan serta simbol kejayaan Islam Melayu di Kepulauan Riau.
Maka ketika Dinas Pariwisata Provinsi memberi judul besar "penyengat Heritage Fest" publik tentu berharap festival ini menghadirkan ruh warisan budaya yang otentik, tegas Sasjoni ketua GAMNR.
Selanjutnya, namun apa yang terjadi agenda utama justru lomba gasing, lomba nyuluh ,dan night run semua itu seremonial hiburan instan yang bisa dilaksanakan di tempat manapun tanpa ruh budaya. Penyengat ini history makna Heritage loo, kesal Sasjoni ketua GAMNR.
Selanjutnya dalam kamus output Heritage bermakna sejarah tradisi dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa dan dianggap bagian penting dari karakter mereka, sementara di Pulau penyengat harijati adalah manuskrip Melayu gurindam 12, seni musik dan tradisional lisan tata ruang sakral serta jejak literasi Islam Melayu hirolisnya.
Semua itu justru absen dari festival yang mengaku membawa nama" Heritage" ini bukan sekedar miskomunikasi tapi potensi memalukan sebuah festival bernama heritage yang sama sekali tidak menyinggung pusaka literasi seni dan tradisi on sakral Pulau penyengat, malah terjebak dalam pola pikir seremonial " Tim sukses proyek "???
Kami generasi anak Melayu Riau menegaskan pengingat bukan hanya objek tontonan wisata murahan.
pertama,
Pulau penyengat adalah simbol keberadaban Melayu yang layak diperlakukan dengan kehormatan, jika Pemerintah maka festival harus menampilkan pertama peran manuskrip kuno dan literasi Raja Ali Haji,
kedua,
pertunjukan seni tradisional Melayu teater rakyat musik gambus
ketiga,
dialog budaya dan regenerasi generatif lokal
keempat, pemberdayaan UMKM kuliner khas dan kerajinan tangan masyarakat penyengat jika tidak maka nama besar" penyengat Heritage Fest" hanya akan menjadi catatan dan buruk dalam sejarah di mana warisan Agung Melayu di mainkan menjadi seremonial tanpa substansi tegas Sasjoni Ketua Gerakan Anak Melayu Negeri Riau (GAMNR) Pulau penyengat layak dihormati bukan di permalukan lugasnya.
Sumber, Mardy