LPKAPNEWS - Observatorium Helwan (Marshad Helwan) adalah observatorium pertama dan ternama di dunia Arab dan Afrika saat ini, berdiri tahun 1903 M. Kontribusi observatorium ini dalam bidang penelitian langit sudah tidak diragukan lagi. Observatorium ini terletak di gurun pasir Provinsi Helwan, selatan kota Cairo. Dalam sejarahnya ada beberapa nama yang disematkan kepada observatorium ini yaitu “Marshad Helwan” (Observatorium Helwan), “al-Marshad al-Khediyu” (Observatorium Khediv), “al-Marshad al-Mulky” (Observatorium Kerajaan, tahun 1946 M), dan “al-Ma’had al-Qaumy li al-Buhuts al-Falikiyyah wa al-Jiyufiziqiyyah” (National Research Institute Astronomy and Geophishics atau NRIAG, tahun 1986 M), yang mana nama yang terakhir ini yang digunakan hingga saat ini. Hanya saja dalam penyebutan sehari-hari observatorium ini lebih populer disebut dan dikenal dengan “Observatorium Helwan” (Marshad Helwan).
Secara geografis, Observatorium Helwan terletak di lokasi
yang strategis yaitu digaris lintang tengah yang mana karakter atmosfernya
cukup baik sehingga sangat membantu dalam pengamatan benda langit. Secara
formal, kegiatan pengkajian astronomi di Mesir dimulai tahun 1839 M yaitu
setelah pembangunan “Boulaq Observatory”, lalu tahun 1868 M beralih menjadi
Observatorium Abbasiyah”, namun karena jalur kereta api yang cukup mengganggu
waktu itu dan polusi cahaya yang menyulitkan untuk melakukan pengamatan benda
langit, maka diputuskan dipindahkan ke Helwan, tepatnya pada tahun 1903 M.
Berikutnya lagi tahun 1964 M berdirilah “Observatorium
Kottamia”, yang letaknya lebih jauh ke tengah padang pasir. Saat pertama
berdiri, Observatorium Helwan memiliki teleskop dengan diameter 10 inci
(sekitar 25 sentimeter), kemudian pada tahun 1905 M, sekelompok astronom amatir
Inggris, Mr. Reynolds, menghibahkan teleskop lain dengan diameter 30 inci (75
sentimeter) yang mana saat itu merupakan salah satu teleskop terbesar di dunia.
Salah satu hasil observasi spektakuler observatorium ini adalah citra Komet
Halley pada tahun 1909 M dan 1911 M, yang mana ini merupakan yang pertama di
dunia. Selain komet Halley tahun 1909 M dan 1910 M, Observatorium Helwan juga
berhasil memotret komet lain yaitu Neujmin, Grigg-Skjellerup, Forbes, Tempel’s,
Peltier Whipple, Kaho, Peltier, Jackson, Brook’s, Wolf’s, Borrelly’s,
Quenisset’s, Beljawsky’s, dan Mellish (Shaker, 2024 M).
Tahun 2011 M, observatorium ini dipilih oleh “Organisasi
Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan” atau UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization) sebagai salah satu situs warisan dunia di
Mesir. Dalam sejarahnya juga observatorium ini pernah berafiliasi dengan
sejumlah observatorium astronomi di Mesir seperti “Observatorium Astronomi
Katameya” di Gurun Katameya, “Observatorium Magnetik Obelisk” di Fayoum, dan
“Observatorium Magnetik Abu Simbel” di Mesir selatan. Bahkan menurut penuturan
Prof. Dr. Ashraf Shaker (Kepala Departemen Astronomi Observatorium Helwan saat
ini), kawasan observatorium ini (Observatorium Helwan) dahulu adalah tempat
dimana Ibn Yunus (w. 399 H), seorang astronom Muslim asal Mesir yang amat
terkenal, pernah melakukan observasi dan pengkajian benda-benda langit.
Sejatinya, geliat astronomi di Mesir sudah ada sejak
lama, dimana negara ini dianggap sebagai salah satu negara tertua yang
masyarakatnya mempelajari astronomi. Monumen- monumen kuno seperti Piramida di
Giza, Kuil Abu Simbel, Denderah, dan lainnya merupakan bukti nyata bahwa orang
Mesir silam sangat intens berinteraksi dan mengamati langit dan nyaris tak
tertandingi. Di era modern, distingsi observatorium ini adalah pengkajian
astronomi terkait hilal, arah kiblat, gerhana, dan waktu-waktu salat, dimana dalam
masalah penentuan awal bulan hijriah observatorium ini ditunjuk sebagai
penanggungjawab lapangan. Seperti diketahui, metode penentuan awal bulan di
Mesir adalah dengan menggunakan rukyat, dimana otoritas penetapannya berada di
tangan lembaga bernama “Dar al-Ifta’ al-Mishriyyah” yang dalam hierarki
putusannya bersifat mengikat. Karena itu Observatorium Helwan atau NRIAG
sebagai lembaga yang bergerak dalam penelitian dan pengkajian langit berperan
penting
dalam masalah ini.
Selain astronomi, observatorium ini juga punya tugas dan
distingsi dalam bidang lain yaitu geofisika dan geologi (az-zalazil). Bahkan
sejak didirikan, observatorium ini telah berpartisipasi dalam banyak program
ilmiah dan kegiatan penelitian internasional yang bekerja sama dengan sejumlah
pusat dan lembaga astronomi dunia. Salah satu pencapaian Observatorium ini yang
paling menonjol adalah selesainya pendirian jaringan seismik nasional yang
memakan waktu 10 tahun sejak gempa bumi Oktober 1992 M, serta selesainya
pembangunan dan modernisasi teleskop observatorium astronomi Katameya yang
merupakan teleskop terbesar di dunia Arab saat ini.
Kini, Observatorium Helwan menjadi salah satu lembaga
riset penting dan prestisius di Mesir, demikian lagi peneliti dan staf yang
bekerja di dalamnya adalah para spesialis di bidangnya masing-masing. Beberapa
tokoh astronomi yang pernah berkiprah di observatorium ini antara lain: Mahmud
Pasya al-Falaky (w. 1885 M), Ismail Pasya al-Falaky (w. 1901 M), Muhammad Ridha
Mudawwar (w. 1973 M), Mahmud Khairy, Prof. Dr. Muhammad Ahmad Sulaiman, Prof.
Dr. Musallam Syaltut, dan lain-lain.
Sumber, Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar – Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU