Apakah Mengusap Wajah Termasuk Adab dalam Berdoa?

LPKAPNEWS - Berdoa adalah salah satu ibadah yang menjadi jembatan langsung antara hamba dan Tuhannya. Dalam doa, seorang Muslim menumpahkan harapan, keluh kesah, dan permohonan, seraya menyadari kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT.

Karena itu, para ulama menekankan pentingnya adab dalam berdoa, agar doa tersebut lebih layak dikabulkan.

Dalam buku Tuntunan Dzikir dan Doa Menurut Putusan Tarjih Muhammadiyah, dijelaskan bahwa ada empat adab utama dalam berdoa.

Mengangkat Tangan

Salah satu adab yang paling dikenal adalah mengangkat kedua tangan ketika berdoa. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Salman al-Farisi RA:

إِنَّ رَبَّكُمْ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ أَنْ يَرْفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ فَيَرُدَّهُمَا صِفْرًا أَوْ قَالَ: خَائِبَتَيْنِ (رواه ابن ماجه)

“Sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pemalu lagi Maha Pemurah. Dia merasa malu kepada hamba-Nya yang menengadahkan kedua tangannya kepada-Nya, lalu Dia mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong atau hampa.” (HR. Ibnu Majah).

Hadis ini menegaskan bahwa mengangkat tangan adalah simbol kerendahan hati dan pengharapan, dan Allah dengan sifat-Nya yang Maha Pemurah tidak akan menyia-nyiakan doa hamba-Nya.

Memulai dengan Pujian dan Shalawat

Sebelum menyampaikan permohonan, Rasulullah SAW mengajarkan untuk memulai doa dengan memuji Allah SWT dan bershalawat kepada Nabi. Fudhalah bin Ubaid RA meriwayatkan:

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِمَحَامِدِ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ  ثُمَّ يَدْعُو بَعْدُ بِمَا شَاءَ (رواه أبو داود)

“Apabila salah seorang di antara kalian berdoa, hendaklah ia memulai dengan memuji Tuhannya yang Maha Agung dan Maha Perkasa, kemudian bershalawat kepada Nabi SAW, lalu setelah itu berdoalah dengan apa yang dikehendakinya.” (HR. Abu Dawud).

Dengan cara ini, doa kita diawali dengan pengakuan akan kebesaran Allah dan penghormatan kepada Rasul-Nya, sehingga lebih pantas untuk dikabulkan.

Berdoa dengan Tadharru’ (Merendahkan Diri)

Al-Qur’an menekankan pentingnya berdoa dengan penuh kerendahan hati:

اُدْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (الأعراف: 55)

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. al-A’raf [7]: 55).

Tadharru’ adalah wujud kesadaran bahwa manusia hanyalah hamba yang lemah. Dalam kondisi hati yang tunduk, doa lebih berpeluang menembus langit.

Menutup dengan Hamdalah

Setelah doa, dianjurkan untuk menutupnya dengan ucapan hamdalah. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam firman Allah:

دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (يونس: 10)

“Doa mereka di dalamnya ialah: ‘Subhanakallahumma’, dan penghormatan mereka ialah: ‘Salaam’. Dan penutup doa mereka ialah: ‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.’” (QS. Yunus [10]: 10)

Hamdalah adalah bentuk syukur atas kesempatan untuk memohon, sekaligus pengakuan bahwa segala sesuatu kembali kepada Allah SWT.

Lalu, Bagaimana dengan Mengusap Wajah?

Sebagian umat Islam memiliki kebiasaan menutup doa dengan mengusap wajah. Namun, dalam pandangan Majelis Tarjih dan Tarjih Muhammadiyah, kebiasaan ini tidak termasuk adab utama dalam berdoa. Artinya, boleh dilakukan, boleh juga ditinggalkan.

Mengusap wajah tidak menentukan diterima atau tidaknya doa, sebab inti doa terletak pada keikhlasan dan kepatuhan adab yang diajarkan Rasulullah SAW.

Dengan demikian, umat Islam sebaiknya lebih menekankan pada empat adab pokok: mengangkat tangan, memulai dengan pujian dan shalawat, berdoa dengan tadharru’, dan menutup dengan hamdalah. 

Sementara mengusap wajah, jika dilakukan, biarlah ia menjadi bagian dari tradisi dan kebiasaan, bukan sebagai syarat utama terkabulnya doa.

(Redaksi)