
LPKAPNEWS, MEDAN – Menteri Pendidikan Dasar dan
Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menyampaikan pesan kuat tentang
makna kesarjanaan dalam era kecerdasan buatan (AI) saat menyampaikan pidato
akademik pada Wisuda Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) hari
pertama Periode I Tahun 2025 di Selecta Convention Hall, Medan, Selasa (8/7).
Dalam pidatonya yang
disambut antusias ribuan wisudawan dan tamu undangan, Prof. Mu’ti mengucapkan
selamat kepada 1.940 lulusan dari jenjang doktor, magister, dokter, dan
sarjana, seraya mengajak untuk merenungkan bahwa gelar akademik bukanlah titik
akhir, tetapi awal kontribusi nyata bagi bangsa dan umat manusia.
“Atas nama pribadi,
kementerian, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, saya menyampaikan rasa syukur dan
selamat kepada para wisudawan serta civitas akademika UMSU atas capaian ini,”
ucap Prof. Mu’ti yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.
Dalam orasinya, Prof.
Mu’ti menyoroti tiga pesan utama yang relevan bagi para lulusan di tengah
disrupsi teknologi. Pertama, ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai
kekuatan mobilitas sosial dan simbol kejayaan masa depan. Ia memperingatkan
generasi muda untuk menjauhi pola pikir fatalistik dan “fixed mindset” yang
meyakini kemampuan sebagai sesuatu yang tetap dan tidak bisa berkembang.
“Fixed mindset ini
dikembangkan oleh Carol S. Dweck, seorang psikolog dari Stanford University.
Ini menjadi refleksi penting agar kita tidak mudah menyerah atau takut
berubah,” jelasnya. Ia mendorong lulusan untuk mengadopsi growth mindset, yaitu
keyakinan bahwa kecerdasan dan keterampilan dapat terus ditingkatkan melalui
usaha dan pembelajaran.
Pesan kedua, menurut
Prof. Mu’ti, adalah tentang pentingnya ilmu sebagai alat kontribusi nyata,
bukan sekadar kebanggaan gelar. Ia menyinggung fenomena sosial seperti “Kabur
Aja Dulu” sebagai cerminan sikap menghindar dari tanggung jawab. “Sarjana
sejati adalah mereka yang mampu menjadi pemecah masalah (problem solver), bukan
hanya penghafal teori atau pemburu gelar,” tegasnya.
Ia pun mengutip
penyair dan filsuf Islam Muhammad Iqbal bahwa tokoh besar tidak meratapi nasib,
tetapi bangkit untuk mencipta perubahan.
Pesan ketiga, Prof.
Mu’ti menyoroti tantangan era kecerdasan buatan (AI) yang semakin kompleks.
Menurutnya, teknologi harus menjadi alat untuk meningkatkan nilai-nilai
kemanusiaan, bukan menggantikannya. Ia menekankan pentingnya menjaga
spiritualitas dan etika dalam kemajuan zaman.
“Kita jangan hanya
menjadi pengguna teknologi. Kita harus menjadi generasi yang menanamkan
nilai-nilai kebersamaan, kearifan, dan persatuan di tengah pesona AI,” ujarnya.
Prof. Mu’ti menutup
pesannya dengan ajakan kepada para lulusan untuk terus menjunjung tinggi
nilai-nilai teologis Muhammadiyah yang inklusif dan humanis, menggabungkan
aspek vertikal (ketuhanan) dan horizontal (kemasyarakatan) dalam kiprah mereka
ke depan.
Sebelumnya, Rektor
UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP, mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan
dukungan Menteri Prof. Abdul Mu’ti pada prosesi wisuda. Dalam pidatonya, Rektor
menyampaikan bahwa wisuda ini menjadi momentum penting dalam menegaskan posisi
UMSU sebagai kampus yang terus bergerak menuju kelas dunia.
“Kami menyampaikan
selamat kepada para lulusan dan keluarga. Momentum ini bukan hanya perayaan
keberhasilan akademik, tapi juga tonggak penguatan komitmen UMSU dalam
menggapai pengakuan internasional,” ujarnya.
Rektor Prof. Agussani
juga menyampaikan capaian strategis UMSU terkait program
internasionalisasi. UMSU tahun ini telah menerima tambahan pendaftaran
mahasiswa internasional yang sebelumnya 61, kita telah memdaftar 150
orang dari 11 negara, di antaranya, Inggris, Yaman, Kamboja, Thailand
serta Ghana.
Menurut Rektor Prof.
Agussani, pencapaian ini merupakan bukti konkret bahwa kurikulum, tata kelola,
dan kualitas pembelajaran UMSU telah memenuhi standar global dan siap bersaing
di kancah internasional.
“Ini bagian dari
roadmap internasionalisasi yang juga didukung oleh kemitraan luar negeri,
program kelas internasional, serta mobilitas akademik dosen dan mahasiswa,”
tambahnya.
Rektor berharap
lulusan UMSU menjadi duta intelektual yang menjunjung etika, profesionalisme,
dan kontribusi sosial di tengah dinamika global. “Teruslah menjadi agen
perubahan. Jadilah generasi pemimpin dan pembelajar seumur hidup,” pesannya.
Kepala Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Medan, Prof. Syaiful Anwar, Ph.D., turut
memberikan apresiasi tinggi kepada UMSU yang dinilainya sebagai perguruan
tinggi swasta (PTS) paling berdampak dan berprestasi di Sumatera Utara.
Prof. Syaiful
menyebut, UMSU menjadi PTS di Sumut yang merintis menuju kelas
internasional. Hal ini ditandai dengan mencatatkan mobilitas prestasi akademik
di lingkup dosen-mahasiswa yang tinggi serta menjadi peraih hibah terbanyak.
“LLDikti optimis UMSU
bisa menjadi role model bagi PTS lainnya, dan siap menjadi pusat pengembangan
saintek yang bersaing secara global,” katanya.
Wisuda kali ini turut
diwarnai penyerahan penghargaan bagi lulusan terbaik dari tiap jenjang. Acara
berlangsung penuh khidmat, semangat, dan harapan besar bahwa lulusan UMSU akan
terus membawa manfaat nyata bagi bangsa, agama, dan kemanusiaan.
Wisuda berlangsung
khidmat sekaligus meriah menghadirkan sambutan dari para lulusan. Diantaranya
oleh Laura yang mampu menarik perhatian merayu pimpinan universitas memdapat
beasiawa S2 lewat pantun.
Wisuda kali ini turut
dihadii Walikota Sibolga, Ahmad Syukri, BPH , Kerua PWM dan Aisiyah eerta
para lulusam.
Editor, Angcel
Sumber, Infomu