LPKAPNEWS, YOGYAKARTA –
Muhammadiyah melalui unit-unit kemanusiaannya merampungkan simulasi lapangan
intensif bagi Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah International pada
Kamis (10/7). Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya peningkatan
kapasitas serta langkah strategis menuju proses verifikasi oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO).
Koordinator Program
EMT Muhammadiyah, Abdoel Malik, menjelaskan bahwa simulasi ini bertujuan
mengevaluasi kesiapsiagaan tim dalam merespons bencana serta memperbarui
prosedur dan mutu operasional secara menyeluruh.
“Kami menyampaikan
apresiasi mendalam kepada RKI, ISAR Germany, WHO Indonesia, dan WHO WPRO atas
keterlibatan aktif mereka. Observasi yang diberikan sangat berharga untuk
mendorong perbaikan signifikan dalam prosedur standar dan pelaksanaan di
lapangan,” ujar Malik.
Latihan ini
mendapatkan dukungan penuh dari mitra internasional dan nasional seperti Robert
Koch Institute (RKI), ISAR Germany, WHO Indonesia, dan WHO WPRO. Keterlibatan
mereka memperkuat posisi EMT Muhammadiyah dalam mewujudkan standar pelayanan
medis darurat yang diakui secara global.
Sementara itu,
Koordinator Operasi EMT Muhammadiyah dr. Corona Rintawan menyatakan bahwa hasil
simulasi akan segera ditindaklanjuti.
“Insyaallah, kami akan
menyempurnakan alur kerja dan prosedur teknis sebagai tindak lanjut dari
simulasi ini. Kami juga akan terus berkoordinasi dengan WHO dalam proses
verifikasi. Dukungan dan doa masyarakat sangat kami harapkan,” ujarnya.
Ketua Lembaga
Resiliensi Bencana (LRB) PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, menekankan pentingnya
kesinambungan peningkatan kapasitas organisasi. Dukungan aktif juga datang dari
Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah melalui kehadiran dr.
Ekorini Listiowati, serta dari Lazismu yang diwakili Gunawan Hidayat.
Sementara Gunawan
Hidayat Sekretaris Lazismu PP Muhammadiyah mengatakan bahwa Lazismu berkomitmen
memberikan dukungan finansial pada EMT Muhammadiyah untuk memperoleh Akreditasi
EMT Internasional dari WHO.
“Ini merupakan bagian
komitmen Lazismu untuk Internasionalisasi Muhammadiyah. Lazismu juga akan
menjadi backbone dalam kolaborasi dukungan berkelanjutan bagi operasi EMT
secara internasional,” jelas Gunawan.
Gunawan juga
mengungkapkan bahwa Lazismu berkomitmen untuk menganggarkan 5 Miliar Rupiah per
tahun bagi keberlanjutan program EMT MDMC.
Sementara dr. Ekorini
menilai bahwa EMT Muhammadiyah sudah sangat siap, mulai dari personel, sistem,
hingga logistik.
“Semangat kolektif EMT
Muhammadiyah mencerminkan komitmen kuat dalam merespons situasi darurat. MPKU
mendukung penuh peran EMT Muhammadiyah di tingkat nasional maupun
internasional,” ujar dr. Ekorini.
Muhammadiyah terus
berkomitmen meningkatkan kemampuan penanganan darurat demi memberikan layanan
terbaik dalam situasi krisis, baik di dalam negeri maupun secara global. Temuan
dari simulasi ini akan segera diintegrasikan ke dalam strategi operasional demi
memastikan respons kemanusiaan yang cepat, terkoordinasi, dan berdampak.
Editor, Angcel
Sunber, Muhammadiyah
Or Id