LPKAPNEWS, SLEMAN – Muhammadiyah menggelar acara peresmian
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Muhammadiyah seluruh Indonesia pada
Selasa (15/7). Agenda peresmian dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah, Syamsul Anwar, Ketua Koordinator Nasional Program Makan Bergizi
Muhammadiyah (MBM) PP Muhammadiyah, Nurul Yamin, dan Kepala BGN RI Dadan
Hindayana.
Bertempat
di SPPG Muhammadiyah Minggir, Sleman, DI Yogyakarta, Syamsul Anwar menyampaikan
amanahnya pada acara peresmian tersebut. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 83
Tahun 2024 tentang filosofi penyelenggaraan MBG, pertimbangan nomor satu dalam rangka membangun sumber daya yang berkualitas yaitu dengan melaksanakan
program optimalisasi pemenuhan gizi nasional.
Hal ini
penting mengingat Indonesia sedang dihadapkan dengan visi Indonesia Emas. MBG
pada prosesnya sangat berkaitan erat untuk mempersiapkan generasi yang tangguh
dan berkualitas. Selaras dengan pasal lanjutan yang mengatakan bahwa sasaran
MBG yakni Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Batita dan Balita, serta peserta didik dari
tingkat pendidikan dasar hingga menengah.
Syamsul
mengungkapkan, ditinjau dari segi Persyarikatan Muhammadiyah, pelaksanaan MBG
harus ditempatkan dalam filosofi gerakan Muhammadiyah, yakni fikih Al-Ma’un.
Sejalan dengan prinsipnya yang menekankan golongan mampu untuk terus berbagi.
Apapun yang dimiliki, baik sifatnya material, intelektual, maupun spiritual,
dapat ditasharrufkan untuk membangun kepentingan bersama berdasarkan keimanan
kepada Allah SWT.
“Maka,
saya mengingatkan kepada kader-kader Muhammadiyah agar tidak tercerabut dari
filosofi dasar Al-Ma’un, yakni kemampuan untuk berbagi. Sarannya, kegiatan ini
jangan didasarkan kepada pola-pola yang lebih pada pertimbangan ekonomi
an-sich, apalagi pertimbangan dua hubungan transaksional. Kita tumbuhkan benih
kebersamaan kita untuk membangun bangsa indonesia yang berkecerdasan, karena
tantanan ke depannya sangat besar. Dan perlu diingat, bangsa yang tidak mampu
membangun kualitas akan digilas dengan bangsa lain,” tegas Syamsul pada
kesempatan sambutan dan amanahnya.
Sementara
Nurul Yamin menyampaikan bahwa agenda peresmian pada pagi hari ini ditujukan
untuk 21 SPPG. Detail sebaran tersebut yakni enam titik di provinsi DI
Yogyakarta, lima titik di Jawa Tengah, tujuh titik di Jawa Barat, satu titik di
Banten, satu titik di Jawa Timur, dan satu titik di Kalimantan Utara dengan
total tersebar di lima belas kabupaten dan kota. Ke depannya diperkirakan akan
menyusul 50 titik di seluruh Indonesia pada tahap kedua.
Program
ini merupakan model kolaborasi antara entitas negara, yakni Badan Gizi
Nasional, masyarakat ekonomi yang terdiri dari petani, nelayan, pekerja, dan
entitas masyarakat sosial keagamaan, serta Muhammadiyah. Semua lapisan ini
bergerak dalam satu visi Indonesia Sehat ke depan.
“MBG harus
kita kelola yang pertama dengan penuh tanggung jawab. Kedua clear atau
transparan, tanpa ada konflik interest dan bersih dari niat-niat jahat. Yang
ketiga clean, jangan sampai terbesit sedikitpun melakukan perilaku yang menodai
amanat dari persyarikatan Muhammadiyah. Semuanya bersatu dalam menjalankan
komitmen persyarikatan Muhammadiyah,” ungkapnya.
Dadan
mengatakan, jaringan Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia dan sangat
terstruktur, serta organisasi yang paling mudah untuk bekerjasama menjadi poin
penting untuk menyukseskan program MBG. Agenda ini juga memberikan manfaat bagi
ekosistem yang ada di wilayah penerimaan MBG.
“Tidak
hanya tubuh anak-anak yang akan sehat, tapi hal ini juga sangat menguntungkan
untuk mengembangkan ekosistem. Dan Muhammadiyah ikut menyukseskannya,” papar
Dadan.
Acara peresmian ini
turut dihadiri oleh berbagai pihak, baik secara daring maupun luring. Hadir
secara daring dan memberikan amanatnya Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
Haedar Nashir, sementara hadir secara langsung Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat
PP Muhammadiyah, Nurul Yamin, jajaran Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Ketua Badan
Gizi Nasional, Dadan Hindayana, Ketua Dewan Pembina Yayasan Lembaga
Pengembangan Kesehatan dan Gizi Indonesia, Arsyad Rasyid, serta para pimpinan
perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA).
Editor, Angcel
Sumber, Muhammadiyah
Or Id