Pagi ini, Majelis Hikmah dan Kebijakan Publik PWM Sumut Gelar Diskusi Politik

LPKAPNEWS, – Majelis Hikmah dan Kebijakan Publik (MHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara menyelenggarakan Diskusi Politik terkait dengan ” Politik Kepartaian dan Masadepan Bangsa”. Kegiatan yang berlangsung Sabtu (12/7) di aula Gedung Dakwah Muhammadiyah di Jalan Sisingamangaraja 136 Medan itu akan menghadirkan beberapa tokoh politik Sumatera Utara.

Beberapa tokoh yang diharapkan hadir peneliti independen, dan politisi lintas partai.Di antaranya Dr Warjio dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Faisal Riza dari UIN Sumatera Utara, Dr Mujahiddin dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr Soetarso dari PDI-P, Dr Amsal Nasution dari PKS, Edisaputra dari PAN, Budi Setiawan Siregar dari Partai Gerindra, Djamaluddin Pohan dari Partai Ummat, dan Ahmad Arif dari Partai Demokrat.

Diskusi digagas MHKP PWM Sumatera Utara itu di tengah kegalauan publik atas arah demokrasi Indonesia yang kian kabur oleh polarisasi dan pragmatisme politik. Diskusi dipandu oleh moderator Dr Sahran Saputra.Ketua LHKP-PWMSU, Shohibul Anshor Siregar menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi intelektual Muhammadiyah dalam mengarusutamakan dialog yang tercerahkan

Diskusi ini bukan sekadar refleksi. Tetapi bagian dari upaya merawat kewarasan publik dalam melihat politik secara substansial, bukan hanya seremonial dan elektoral,” ujar Shohibul Anshor Siregar.Menurutnya, Muhammadiyah tengah menyiapkan landasan pemikiran yang kokoh menjelang Muktamar tahun 2027 yang akan digelar di Medan.

Melalui diskusi-diskusi tematik bulanan ini, LHKP-PWMSU menghimpun gagasan-gagasan bening dari para akademisi dan peneliti independen, yang akan dijadikan masukan penting dalam perumusan arah perjuangan ke depan.Politik Kepartaian, Cermin Kegamangan BangsaDiskusi kali ini memusatkan perhatian pada dinamika politik kepartaian yang semakin kehilangan akar ideologis dan terjebak dalam pusaran kekuasaan jangka pendek.

Pada diskusi itu, diharapkan sejumlah pembicara menyoroti lemahnya partai politik dalam menjalankan fungsi kaderisasi, pendidikan politik, serta keterhubungan dengan rakyat. Dalam konteks itu, Siregar menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak akan bersikap apatis, tetapi justru hadir untuk menawarkan optimisme yang rasional.”Kita tidak sedang mencari musuh, tapi mencari sebab. Mengapa bangsa ini, yang dahulu lebih unggul dari Tiongkok dan India dalam berbagai ukuran kecuali jumlah penduduk, justru kini tertinggal? Jawabannya ada pada ketidakmampuan melakukan dekolonisasi,” papar Siregar.

Ketua MHKP PWM Sumatera Utara yang juga dosen di UMSU itu  merujuk pada pandangan tokoh-tokoh seperti Frantz Fanon, Edward Said, dan Gayatri Spivak dalam menjelaskan bagaimana mentalitas terjajah yang belum selesai menjadi penghambat utama pembangunan nasional. Ia juga mengutip pemikiran ekonom seperti almarhum Faisal Basri dan Sritua Arief, serta sastrawan Mochtar Lubis yang melihat krisis karakter dan moral sebagai akibat dari ketidaksadaran sejarah bangsa.

Diskusi yang berlangsung sehari itu diharapkan akan memantik pengungkapan banyak hal terkait dengan situasi politik pasca-Pemilu lalu.

Agenda Berkelanjutan: Ekonomi, Umat, dan Konstitusionalitas.

Ketua LHKP-PWMSU Shohibul Anshor Siregar menjelaskan bahwa majelisnya  tidak akan berhenti membahas  isu politik kepartaian. Siregar menyampaikan bahwa diskusi-diskusi mendatang akan menyentuh tema-tema krusial lain seperti ekonomi dan kemaslahatan umat, sistem perwakilan, pemilu berintegritas, serta konstitusionalitas pengelolaan sumber daya alam.

Semua tema itu dirancang untuk mempersiapkan basis pemikiran kritis menuju Muktamar Muhammadiyah 2027.Sebagai penutup, Siregar menyampaikan harapannya agar diskusi ini mampu menginspirasi gerakan intelektual di berbagai level organisasi dan masyarakat.”Muhammadiyah tidak ingin sekadar berdiri di menara gading akademik. Kita ingin hadir di tengah rakyat, menawarkan gagasan dan jalan keluar. Ini bukan semata kerja LHKP, tapi bagian dari dakwah pencerahan Muhammadiyah untuk bangsa,” jelasnya.

Editor, Angcel

Sumber, Infomu