LPKAPNEWS, KULONPROGO – Ketua Umum
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir secara resmi membuka Rapat
Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah
di Hotel Morazen, Kulonprogo, pada Jumat (18/7).
Dalam agenda tersebut, turut diluncurkan
dua inisiatif strategis Muhammadiyah di bidang kesehatan, yakni PT Mentari
Medika Indonesia dan Sehatmu.
Launching ini dilakukan langsung oleh
Haedar Nashir bersama Ketua PP Muhammadiyah, Muhadjir Effendy, Agus
Taufiqurrahman, dan Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Agus Samsudin.
Haedar menegaskan, Rakernas MPKU kali
ini diharapkan mampu melahirkan langkah-langkah kerja yang lebih progresif dan
inklusif dalam pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Semua itu, lanjutnya, harus berpijak
pada semangat Islam Berkemajuan yang menjadi karakter gerakan Muhammadiyah.
“Kita bukan akan tetapi sudah, sudah
satu abad lebih menjalankan misi dakwah ini,” ungkap Haedar.
Ia mengungkapkan, Muhammadiyah merupakan
organisasi Islam berbasis sistem yang kini masuk dalam empat besar organisasi
keagamaan dunia dengan aset terbesar. Namun kekuatan tersebut tidak boleh
menghentikan langkah dakwah sosial Muhammadiyah, khususnya dalam mewujudkan
nilai-nilai Al-Ma’un dalam kehidupan nyata.
Haedar juga menyoroti pentingnya
konsistensi kader dan warga Muhammadiyah dalam menjalankan sistem organisasi,
yang berbeda dari organisasi lain yang cenderung berbasis tokoh atau
perorangan.
“Perbaikan terhadap urusan dunia tidak
boleh dilepaskan dari agenda Muhammadiyah. Kita bukan organisasi
sufistik—meskipun beberapa tokohnya mengamalkan nilai-nilai tasawuf dalam
hidupnya,” terangnya.
Mencontohkan sosok Jenderal Sudirman dan
KH. Ahmad Dahlan, Haedar menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara
dakwah dan kesehatan pribadi. Pengorbanan total seperti para tokoh pendahulu
perlu dimaknai ulang, agar kader Muhammadiyah juga memperhatikan kesehatan
sebagai bagian dari ibadah.
Rakernas MPKU ini, lanjut Haedar,
menjadi momentum penting untuk memperkuat pemahaman Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan, sekaligus membekali warga dengan wawasan ilmu pengetahuan dan
semangat pembaruan yang terus menyala.
Dalam sambutannya, Haedar juga
menyinggung perkembangan Artificial Intelligence (AI). Menurutnya, AI harus
dipahami sebagai alat bantu, bukan sebagai pusat kendali kehidupan manusia.
“Manusia yang harus punya kendali
terhadap AI, bukan sebaliknya. Tapi untuk itu diperlukan wawasan dan kerangka
berpikir yang luas,” jelasnya.
Ia berharap Rakernas ini melahirkan
langkah-langkah strategis yang tidak hanya memperkuat layanan Rumah Sakit
Muhammadiyah-’Aisyiyah (RSMA), tetapi juga memperluas jangkauan program
kesehatan Muhammadiyah di luar rumah sakit dan klinik, sebagai bentuk nyata
dakwah kesehatan yang sistemik dan berkemajuan.
Editor, Angcel
Sumber, Muhammadiyah Or Id