LPKAPNEWS, BELAWAN – Mendikdasmen RI Abdul Mu’ti meresmikan sekolah Muhammadiyah di Belawan
sekaligus melakukan peletakan batu pertama untuk sekolah baru. Gedung sekolah
yang diresmikan adalah Gedung SMK Muhammadiyah 04 sedangkan peletakan batu
pertama pembangunan adalah gedung SMP Muhammadiyah 06. Peresemian dan peletakan
batu pertama itu berlangsung Selasa sore (8/7) di Komplek Perguruan
Muhammadiyah Cabang Belawan. di Jl. Medan Belawan Km. 22,5 Komp. Masjid Raya
Taqwa.
Mendikdasmen RI Abdul Mu’ti memberi apresiasi
kepada upaya-paya Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Belawan dalam meningkatkan
prasarana belajar dengan melakukan pembangunan gedung belajar baru berlantai 2
dengan jumlah lokal sebanyak 14 lokal. Mendikdasmen juga melakukan peletakan
batu pertama pembangunan gedung baru untuk melengkapi sarana belajar di SMP-06.
Hadir pada dua kegiatan itu, Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution, Sekretaris MUI Dr, Amirsyah Tambunan, Anggota DPRD Sumatera Utara Subandi, Ketua PDM Medan Maulana Siregar, Sekretaris PW Aisyiyah Sumut Yuniar R. Yoga dan Zubaidah Pohan, Wakil Ketua PDA Kota Medan Lisdawati Hutagalung serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah Belawan Saiful Famar dan Amal Usaha Pendidikan Muhammadiyah di Belawan seperti SD, SMP, SMA dan SMK menjadi sekolah yang diminati. Namun sarana belajar yang masih terbatas menjadikan PC Muhammadiyah bekerja keras untuk menambah sarana belajar itu.
Ketua PCM Belawan Saiful Famar dalam laporannya
kepada Mendikdasmen bahwa untuk mendorong proses belajar yang kondusif dan
berkualitas selain diperlukan tenaga pendidik yang berkualitas juga adalah
sarana belajar yang baik. ” Dengan penambahan 14 ruang belajar di SMK
Muhammadiyah maka secara perlahan kekurangan sarana itu dapat dipenuhi,” jelas
Saiful Pamar. Pembangunan 14 ruang belajar dilakukan dengan menggali potensi
warga persyarikatan. Alhamdulillah, ruang belajar ini bisa diselesaikan.
Saiful Famar dalam laporannya kepada Mendikdasmen,
untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan di kecamatan Belawan memang
dibutuhkan effort yang cukup besar agar lulusan dari Belawan dapat sejajar
dengan lulusan sekolah-sekolah di Kota Medan lainnya. Untuk itulah,
Muhammadiyah Belawan memiliki komitmen untuk terus meningkatan mutu amal usaha
pendidikan. ” Apalagi amal usaha pendidikan Muhammadiyah di Belawan ditetapkan
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah menjadi sekolah unggulan.
DNA-nya Orang Muhammadiyah
Sementara itu, Mendikdasmen RI Abdul Mu’ti memberi
apresiasi atas usaha PCM Belawan meningkatkan prasarana pendidikan. Pemerintah
akan memberikan bantuan untuk pembangunan yang akan dilakukan. Hanya saja,
pemerintah tidak dapat membantu sepenuhnya. ” Buat Muhammadiyah, bantuan
pemerintah satu lokal saja, nantinya akan dibangun lebih dari satu lokal,
mungkin bisa menjadi 10 lokal. itu sudah menjadi DNA orang Muhammadiyah.
“Kalau pembangunan seluruh dananya dari pemerintah, itu bukan Muhammadiyah
namanya,” jelas Abdul Mu’ti.
Terkait dengan DNA-nya orang Muhammadiyah, jelas
Mu’ti ada tiga, yakni tajdid, infaq dan sedaqah. Itu sebabnya di mana ada orang
Muhammadiyah makan di situ akan berdiri amal usaha Muhammadiyah.
Amirsyah Tambunan: Pendidikan Muhammadyah Pelopor
Melahirkan Tokoh Bangsa
Sebelumnya tokoh Muhammadiyah yang kini menjadi Sekjen Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang juha Ketua MPW PPM Dr. Amirsyah Tambunan
sebelumnya memberikan Tausiyah di acara Presmian Perguruan SMK
Muhammadiyah Cabang Belawan menegaskan bahwa Muhammadiyah milik semua dan aset
bangsa. Jika ada yang mengganggu Muhammadiyah, maka bangsa ini harus ikut
bertanggung jawab.
Kata Amirsyah Tambunan , Muhammadiyah ada aset bangsa yang berdiri
(1912) yang telah melahirkan banyak tokoh bangsa yang di pelopori
KH.Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah sebagai pahlawan nasional.
Kemudian, terbukti melahirkan anak didik Muhammadiyah sekaligus
guru Muhammadiyah Panglima besar Sudirman, Buya Hamka Ketua Umum MUI pertama,
Ki Bagus Hadikusumo sebagai perumus Pancasila, dll;
Kata Amirsyah Tambunan, Muhammadiyah merupakan milik bersama,
maka jangan ada yang menyalahgunakan apalagi merusak aset Muhammadiyah. ” Jika
ada pihak yang membuat tuduhan menyerobot aset tanah, maka tuduhan
itu harus di tolak dan mustahil karena itu bukan watak warga persyarikatan,”
tegas Amirsyah Tambunan.
Terkait dengan merawat aset Muhammadiyah, Amirsyah Tambunan meminta agar
warga persyarikatan dapat menjaga dan rawat aset Muhammadiyah berupa hak milik
dan wakaf untuk mengembangkan sarana pendidikan anak bangsa tanpa membedakan
agama, suku dan etnis. Seperti Universitas Muhammadiyah di Sorong,
Papua Barat Daya dimana 70% mahasiswa beragama non muslim. Merawat
kebinekaan merupakan kekayaan bangsa Indonesia guna membangun
martabat karakter dan martabat bangsa.
Editor,
Angcel
Sumber,
Infomu