LPKAPNEWS.COM – Jutaan
umat muslim pada Kamis (5/6) berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wukuf yang
merupakan salah satu rukun wajib Ibadah haji.
Wukuf di Arafah
merupakan prosesi inti yang tak terpisahkan dari ibadah haji dan dilaksanakan
pada tanggal 9 Zulhijah. Pelaksanaan wukuf ini dilaksanakan sejak
tergelincirnya matahari hingga sebelum fajar pada 10 Zulhijah.
Turut mendampingi para
jamaah Indonesia dalam pelaksanaan wukuf tahun ini Mustasyar Dini (Penasihat
Keagamaan) sekaligus Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,
Fathurrahman Kamal.
Di tengah cuaca panas
dan terik, Fathurrahman melaporkan kondisi terkini dari Arafah. Ia
mengungkapkan bahwa semua persiapan wukuf sudah dilakukan dengan baik termasuk
juga segala ketersediaan tenda dan konsumsi untuk para jamaah.
“Saya melihat semuanya
sudah tersedia dengan baik, para panitia telah memberikan dedikasi dan
pelayanan dengan baik dan luar biasa, meskipun ada beberapa kekurangan itu
tentu akan dimaklumi dan akan dijadikan catatan kedepan. Kemudian secara umum,
kami telah menghimbau kepada para jamaah tanah air untuk senantiasa menjaga
kesehatan dan mempersiapkan fisik khususnya bagi jamaah lansia termasuk juga
para jamaah lain dan para pendamping,” ungkap Fathurrahman.
Lebih lanjut,
Fathurrahman menyampaikan refleksi mendalam terkait makna spiritual wukuf di
Arafah. Ia mengajak umat Islam menjadikan momentum ini sebagai pengingat atas
perjanjian suci antara manusia dengan sang pencipta.
“Tentu kita sebagai
kaum muslim harus menyadari bahwa peristiwa Arafah ini adalah peristiwa yang
luar biasa dalam keyakinan kita. Jangan sampai di akhirat nanti kita kemudian
lalai terhadap perjanjian yang pernah kita ikrarkan di hadapan Allah,” ungkap Fathurrahman.
“Ibadah Arafah ini
adalah semacam napak tilas perjalanan keimanan kita untuk kemudian merefresh bahwa kita pernah memiliki janji suci yang
teramat agung dihadapan Allah SWT untuk menyatakan tauhid kita,” jelas
Fathurrahman.
Dengan refleksi dan
pesan tersebut, Fathurrahman berharap peristiwa ini dapat dijadikan momentum
yang berharga bagi para jamaah dan seluruh manusia untuk meningkatkan ketakwaan
dan hubungan spritual antara manusia dengan Allah SWT.
“Karena sesungguhnya
yang membedakan seseorang dihadapan Allah adalah takwa,” ucap Fathurrahman.
Sementara itu, turut
mengucap rasa syukurnya terhadap penyelenggarakan ibadah wukuf di Arafah, Menag
RI, Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tidak akan
terselenggara dengan baik tanpa adanya bantuan dari tangan-tangan mulia yang
turut serta mendampingi para jamaah.
“Kami memegang
tanggung jawab penuh. Apapun resikonya, prajurit itu tidak pernah salah dan
yang salah adalah jendralnya,” ucap Menag.
Nasaruddin mengajak
para jamaah Indonesia untuk senantiasa menikmati karunia yang telah
diberikan. Ia juga turut mengimbau kepada para jamaah agar ibadah haji ini
harus dilakukan dengan tulus dan dengan niat yang ikhlas.
“Mari kita menikmati
karunia ini, mari kita lakukan dengan ketulusan dengan niat yang ikhlas, dan
mudah-mudahan ibadah dan perjuangan yang kita lakukan ini dapat menjadi
peluntur dosa-dosa kita dimasa lampau, Rasul berkata “tidak mungkin ada cobaan
dan musibah melainkan itu untuk pencuci dosa di masa lampau”, pungkas
Menag. (Redaksi)