LPKAPNEWS, YOGYAKARTA – Ketua
Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa
pengabdian kepada masyarakat merupakan komitmen bagi Muhammadiyah dan
‘Aisyiyah, melalui semangat kerelawanan yang harus dilekatkan dalam setiap jiwa
persyarikatan.
Hal ini disampaikan
Haedar secara daring dalam Jambore Relawan Muhammadiyah yang diselenggarakan di
Kabupaten Karanganyar pada tanggal 26-29 Juni 2025. Jambore ini diinisiasi oleh
Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) PP Muhammadiyah menjadi ajang untuk silaturahmi
antar-relawan Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah.
Jambore ini berupaya
untuk memperkuat komitmen pengabdian dan kebersaman dalam usaha menjalankan
tugas-tugas resiliensi kebencanaan, menjadi kebermanfaatan untuk masyarakat.
“Kerelawanan
Muhammadiyah melekat dengan DNA-nya Muhammadiyah, baik di tingkat kader-kader,
para aktivis, maupun warga sampai ke para pimpinan. Muhammadiyah sebagai
organisasi kemasyarakatan dan keagamaan,” ungkap Haedar pada Kamis (26/6).
Aspek penting yang
harus dijalankan dalam kemasyarakatan, salah satunya melalui “Bantuan Penting”
sebagai implementasi dari Q.S Al-Ma’un, Muhammadiyah memiliki tradisi keislaman
yang kuat dalam kerelawanan.
“Dengan semangat,
peduli dan berbagi dalam berbagai fraksi sosial kemasyarakatan, kita memiliki
dasar yang kuat bahwa peran-peran sosial kemasyarakatan termasuk dalam
menangani kebencanaan melekat dengan panggilan ke-IIlahi-an dalam semangat
Al-Ma’un,” kata Haedar.
Lebih lanjut, semangat
kerelawanan berlaku bagi semua lapisan masyarakat khususnya Muhammadiyah. Bagi
Haedar, mereka yang tertimpa musibah tidak hanya mengalami penderitaan secara
fisik, melainkan dampak psikis untuk hidup bersosial.
Maka dari itu Haedar
mengimbau bahwa pentingnya kerelawanan ialah dengan mencari dasar keilmuan
berbasis pada pengetahuan yang kuat, hal ini ia sertakan dalam Q.S Al-Isra ayat
36, “Islam mengajarkan wa la taqfu ma laisa bihi ilm bahwa kita jangan sampai bertindak
dan berbuat tanpa ilmu,” tambahnya.
Haedar menegaskan
bahwa panggilan untuk bertindak juga harus sesuai koridor Muhammadiyah sebagai
organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, bukan organisasi politik maupun
organisasi sosial yang memiliki orientasi berbeda.
“Kami percaya, serta
kami berterima kasih kepada LRB dan seluruh jajarannya yang selama ini telah
berjuang begitu banyak untuk menjadi kekuatan yang selalu hadir di tengah
berbagai musibah dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan
bangsa Indonesia,” tutupnya. (Sumber Muhammadiyah Or Id)