LPKAPNEWS, MAKASSAR – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib menyampaikan selamat Milad ke-62 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang diperingati pada Kamis (19/6) di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh Makassar.

Dalam amanahnya, Irwan Akib menyampaikan Unismuh Makassar ini menjadi salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah yang telah lama berdiri. Unismuh Makassar menjadi bagian dari 163 PTMA yang tersebar di seluruh Indonesia dan satu di Malaysia.

“Kita berharap kontribusi Muhammadiyah ke masyarakat tetap menjadi prioritas utama. Karena sejak hadirnya sekolah Muhammadiyah itu sejak 1911, dan sejak hadirnya memang sudah punya tujuan untuk berkontribusi ke masyarakat,” katanya.

Oleh karena itu jika Kemendikti Saintek RI saat ini mengusung Program Kampus Berdampak. Maka menurut Irwan, Muhammadiyah telah lama menjalankan program itu bahkan sejak sebelum kemerdekaan bahwa institusi pendidikan Muhammadiyah didirikan memang bertujuan untuk memajukan masyarakat.

Pada kesempatan ini Irwan Akib berpesan supaya kehadiran Muhammadiyah melalui berbagai Amal Usahanya (AUM) untuk memaksimalkan peran sebagai hamba dan khalifah Allah SWT di muka bumi. Tentu salah satu tugasnya adalah menjaga keberlangsungan dan memakmurkan bumi.

Menjaga Idealisme Akademik Kampus Muhammadiyah dari Kontaminasi Politik Praktis

Institusi pendidikan Muhammadiyah diharapkan melahirkan aktor-aktor bangsa yang memiliki idealisme tinggi dalam memajukan dan mencerahkan bangsa. Hematnya, saat ini banyak akademisi yang ketika di institusi pendidikan memiliki idealisme, namun ketika diberi jabatan idealisme itu terkikis dan hancur.

“Kita berharap bahwa orang-orang kampus inilah yang kemudian mulai dari pimpinan, dosen, karyawan, mahasiswa idealisme jangan pernah hilang,” ungkapnya.

Oleh karena itu dia mengingatkan supaya jangan sampai idealisme akademik tergerus dan digantikan idealisme politik. Sebab sudah bukan rahasia lagi, jika dalam lingkungan akademik kampus pun saat ini telah mendapat tekanan maupun diseret ke idealisme politik tertentu.

“Kalau ini sudah terjadi di kampus, siapa lagi yang bisa kita harapkan?. Kampus inikan penjaga hati nuraninya bangsa, kampus inilah yang harus mengawal masa depannya bangsa ini,” imbuhnya.

Irwan Akib khawatir jika institusi akademik sudah terkontaminasi dengan kepentingan politik praktis, maka cita-cita Indonesia Emas 2045 tidak dapat diwujudkan. Jangan sampai Indonesia Emas 2045 tergadai dengan kepentingan sesaat yang manfaatnya hanya dirasakan oleh segelintir orang saja., (Muhammadiyah Or Id)