LPKAPNEWS.COM, YOGYAKARTA – Amanah
yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya, sebagaimana disebut dalam Surat
Al-Ahzab ayat 72, bukanlah tanggung jawab ringan. Demikianlah dalam kajian
tafsir yang disampaikan Muhsin Rahmanto di Masjid KH Ahmad Dahlan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (16/05).
Muhsin menjelaskan
bahwa istilah “as-samawati wal ardhi wal jibal” dalam ayat tersebut merujuk
pada makhluk-makhluk Allah di langit, bumi, dan gunung-gunung, bukan hanya
entitas fisik. Makhluk-makhluk ini enggan memikul amanah karena beratnya
tanggung jawab dan kekhawatiran tidak mampu menjalankannya.
Muhsin menjelaskan,
menurut para mufasir seperti Ar-Razi, Ibnu Katsir, dan Alusi, amanah mencakup
kewajiban agama seperti salat, puasa, zakat, haji, serta tanggung jawab moral
dan syariat secara keseluruhan.
Manusia, sebagai abdun
(hamba) dan khalifah (pemimpin) di bumi, memiliki potensi untuk memikul amanah
ini, namun sering terhambat oleh godaan hawa nafsu, seperti sifat rakus dan
tamak.
“Orang yang tidak
qanaah (merasa cukup) akan sulit menjalankan amanah, karena hawa nafsu membuat
mereka tidak pernah puas,” ujarnya.
Ia mengkritik fenomena
korupsi yang marak, meski gaji dan fasilitas pejabat sudah besar. “Ada yang
bergaji ratusan juta, hidup mewah, tapi masih korupsi. Sebaliknya, ada yang
dengan gaji kecil tetap jujur karena qanaah,” ungkapnya sambil menyinggung contoh
nyata di dunia peradilan dan politik.
Muhsin juga menyoroti
tantangan menjaga amanah intelektual dan spiritual, terutama di tengah godaan
birokrasi dan kepentingan kekuasaan. Ia menyebut contoh ulama besar seperti
Ibnu Taimiyah, An-Nawawi, dan Sayid Qutub yang menghadapi kriminalisasi karena
menentang penguasa demi kebenaran.
Dalam konteks
kekinian, Muhsin menegaskan pentingnya sikap jujur dan amanah dalam berbagai
ranah, mulai dari kepemimpinan, pendidikan, bisnis, hingga media. “Amanah bukan
sekadar kewajiban personal, tapi inti eksistensi manusia sebagai hamba dan
khalifah,” tegasnya.
Ia berharap umat Islam
dapat memahami dan mengamalkan amanah ini untuk kehidupan dunia dan akhirat
yang lebih baik, baik dalam hubungan vertikal dengan Allah (hablum minallah)
maupun horizontal dengan sesama manusia (hablum minannas).
Kajian ini
mengingatkan jamaah akan beratnya tanggung jawab manusia sebagai pemikul
amanah, sekaligus mengajak untuk tetap istiqamah meski penuh tantangan. “Semoga
kita dimuliakan Allah dengan kesetiaan pada amanah,” tutup Muhsin., (Sumber
Muhammadiyah Or Id)